Sabtu, 25 Maret 2017

TA : TUGAS AKHIR atau TOLOONG AKU? #5


Artikel ke - 8

...................................................

Barangkali kamu tau dan pernah mengalami mumet seketika, mangkel seketika dan binggung seketika kayak kayu keli ning kali kulon kono~

Penyebabnya beragam : kesedihan akut, ketidakpuasan pelayanan kampus, situasi timeline yang tegang, bahkan jomblo berkepanjangan. Tapi kali ini bukan itu yang menjadi penyebabnya.

Minggu pagi yang cerah dan panas, kita mahasiswa Arsitektur angkatan 2012 berencana melaksanakan sesi foto angkatan di depan kampus tercinta yang memang sudah direncanakan jauh-jauh hari. Bahkan saya pun sudah merelakan diri menjadi tukang palak duit buat fotto demi ngglidik-nya sesi foto itu. Tapi ternyata yang terjadi adalah...... 

.....eng
ing.......
........eng

Niat kita tidak di sambut baik sama pak satpam kampus... Hmmmm... Alasannya?  Hari minggu itu dilarang ada kegiatan di kampus mas! suket e ra oleh didak idak mbak!! Buajilak! batinku.
Seketika saya dan Bang Adi langsung melakukan negosiasi biar dibolehin minjem latar ngarepan yang banyak banget rumputnya itu buat foto. Tapi tetep ngga dibolehin. Dirayu lagi sampe saya dan bang Adi menjanjikan kalau satpam kena teguran nanti kita yang ngadepi, tetep nggak dibolehin. Saya muntab dan muangkel, rasanya pengen nendang pak satpamnya, nek wis ngglimpang trus di taleni tangan sikile, di lakban lambene. Tapi ternyata saya tidak seberani itu. 

Saya langsung minta pendapat temen yang lain mau gimana, karena saya dan bang adi udah mentok. Lha sekarang kalo FG udah standby, anak-anak udah klimis dengan jas mereka lakok ngga boleh pake halaman depan buat foto? Sopo wonge sik ra bingung?
Setelah nego dengan FG dan anak anak, finnaly kita foto di pinggir Ring Road dan di Benteng Vredeburg.
Udah ketebak kita anak kampus mana? yang jelas adalah kampus yang asri kayak di Curtin University. HAHAHA 



Cerah kan? dan panas! setelah foto satu jam-an kita full of kringet kuecut, kita langsung membuabarkan diri untuk langsung ganti pakaian dan cabut ke Benteng Vredeburg. Dan Tuhan kayaknya berpihak pada kita. 
Tuh kan? Tuhan emang berpihak dengan orang orang yang disia siakan pak satpam.





















Sudah ya, semoga ini bisa mengobati rindu kalian! See ya...

Jumat, 24 Maret 2017

Surat Terbuka Untuk Mas Soffan :)

ARTIKEL KE - 7

...........artikel nyelo............


Sebelum saya memulai artikel ini, kalo kebetulan ndoro soffan baca, saya minta maaf karena seenaknya saja nulis tentang njenengan disini. Dan dengan membaca artikel ini saya harap anda setuju kalau anda di ceritakan di sini. Jangan di seriusin ya mas, ini cuma uneg uneg mahasiswa kok, jangan sampe ati, anggep aja ini sebagai bahan perenungan saja.

Tadi waktu saya membuka akun facebook dan browsing-browsing cantique, mak tratap! saya di sajikan foto yang bikin ksbb dari salah satu teman seperjuangan pas kuliah dulu. Foto itu nyeret pikir buat kembali ke masa masa mahasiswa musti mengikuti rule kampus kalau mau di wisuda. Salah satunya adalah kewajiban untuk mengumpulkan naskah publikasi. Dan pada saat itulah kita di pertemukan mas...

Tapi kalau saya disuruh mengingat hari itu, juooohhhh saya milih buat di begal sama dek Danang Priambodo trus diajak rabi daripada musti ketemu sama mas soffan. Dan saya yakin semua wanita yang sudah ketemu sama njenegan pasti juga milih sama kayak saya. Lha gimana tidak, tiap kali ketemu adanya cuma disalahin, harusnya itu lelaki yang selalu salah lho mas. Kalau orang-orang bilang lelaki yang selalu salah, pernyataan itu tidak ada di kamusnya mas soffan. Yang ada adalah " Ini salah mbak, yang ini lho salah, sana di benerin dulu!"

Kita - kita udah tuwuk sama yang namanya revisi mas, sumpah. Coba kalau ada yang rumahnya jauh dari kampus, dateng udah bawa CD, udah di tanda tangani pembimbing, Kapro pun sudah membubuhi tanda tangannya juga, eh pas di cek jebul salah. Lak mbajing
Sebenernya sebelum naskah publikasi itu di serahkan ke njenengan, kita juga bimbingan lho mas sama dosen pembimbing kami, dan harusnya njenengan tau kalau sudah di burn di CD itu artinya apa? tapi ya apalah daya kita kan cuma remukan gorengan yang ngga kemakan akhirnya mlempem,ditinggal trus dibuang.

Saya jadi inget quote-nya Einstein yang bilang "Hidup itu seperti naik sepeda. Agar tetap seimbang, harus terus bergerak". Lalu apakah mas Sofyan ini hadir di kampus untuk menyeimbangkan hidup mahasiswa? Jadi kita dibikin bergerak terus dengan revisian naskah publikasi?

Saya sendiri sampe beberapa kali menemui njenengan tapi tetep salah, sampe di bantuin temen, direvisiin temen, tapi tetep salah. Bagi kaum yang kuat ya cuma sambat, nah kalau yang kayak saya yo langsung gembradak disertai misuh yang tiada hentinya. Tapi disisi lain mas Sofyan ini juga dihadirkan Tuhan buat menguji kesabaran mahasiswa kayaknya, seleksi alam akan sangat terasa ketika mahasiswa mulai menemui njenengan. Syukurlah, saya ini sudah wisuda biarpun harus melewati kerasnya hidup bergulat dengan naskah publikasi. Terimakasih Bang Windi wqwqwqwq.

Semoga artikel ini membuka hati njenengan buat merubah diri menjadi malaikat yang bantuin mahasiswa yang mau wisuda ya mas. Jangan dipersulit ketika ada mahasiswa mau ngumpul naskah publikasi, jangan susah ditemuin mas, inget kamu bukan mantan!
Kalau ada yang mau nemuin ya temuin dulu aja, barangkali kalian jodoh~

Mungkin ini hanya sekedar uneg-uneg yang ngga penting, tapi saya yakin bukan hanya saya yang ngerasain hal yang sama. Bayangin aja 1 periode wisuda ada 1000 mahasiswa, saya yakin sekurang-kurangnya ada 50% mahasiswa yang ngerasain hal yang sama, itu baru 1 periode lho mas. Plis mas jangan siksa kita dengan revisi naskah publikasi. Lha wong revisian skripsi saja sudah bikin kita memutuskan rabi saja. Iya kan dek Danang? eh ini ditambahi revisiian naskah publikasi, tambah mati gaya kita.

Sudah mas.. lama-lama kok artikel ini kok malah kayak sesi curhat kasih tak sampai-nya dek Danang. Be better person mas Sofyan, semoga sukses cita dan cintanya (semogaa.....)
Inget mas, jangan sampe ati.. 
See yaaa.....
Tetep semangat dengan revisian naskah publikasi~

Selasa, 21 Maret 2017

TA : TUGAS AKHIR atau TOLONG AKU? #4

ARTIKEL - 6

......................................

Pada artikel ke-6 ini saya akan menceritakan apa yang terjadi pada hari penghakiman design.
Pada hari itu hari jumat, tanggal 27 Mei 2016, mahasiswa bimbingan Bu Endy Marlina memenuhi panggilan dan kewajiban sebagai mahasiswa tahap akhir. PENGHAKIMAN DESIGN.

Mahasiswa bimbingan mamah Endi awalnya ada 6 mahasiswa, yaitu Vibiana, Rheni, Zakka, Mas Nawir, Endah, Reza, tapi karena adanya seleksi alam mahasiswa yang masih bertahan hanya ada 4, 2 lainnya tereksekusi oleh dateline dan target yang belum mampu di penuhi.

Penguji kita kala itu ada 2 dosen yang berbeda, zakka dan saya di uji oleh Pak Willii yang merupakan fans berat dari AKB48. Dan mas Nawir dan Rheny di uji oleh Bu Hestin.
Yang terjadi di ruangan sidang (yang sebenernya sidang cuma di Studio TA) yaa kita para mahasiswa di hakimi designya. Dan yang pastinya dihajar abis-abisan sama dosen  penguji yang tau aja celah buat di cacat.

Yang saya ingat adalah seorang reni yang selalu pede dengan hasil, walaupun dia pun sadar bakal dicegat dengan pertanyaan yang bikin mati gaya. Tapi dengan segala upayanya akhirnya dia mampu melewati masa masa menegangkan itu.

Yang selanjutnya adalah mas nawir, yang dibantai oleh Pak Willi tentang arah hadap stadion dengan analisa sun path, yang memang harusnya arah hadapnya tidah seperti yang di buat oleh mas nawir.

Stasiun dengan konsep future milik zaka si pria kutilang darat (wkwkwk) kena begal oleh dosen penguji di bagiannn....... emmm bagian apa yaaa.... yang saya inget itu maketnya super keren, sampe dia itu make pasta gigi yang warnanya putih susu di pakein ke maketnya. Wqwqwqwq.

Finnaly, saya deh yang kena cipratannya Pak Willi, setelah kena cipratan badan langsung kayak abis diinduksi es, langsung frezze mati gaya sumpah, karena dari awal si doi selalu nemuin celah buat mbantai saya. Apalagi sidang di arsitek itu boleh di liat siapa aja, dan kebetulan si Galuh sama bribikan nungguin di dalem, tambah mati gaya lah akunya.
Sampai pada materi tentang ruang belajar yang material pake kayu, saya dicegat pak willi lagi dengan pertanyaan tentang material. Untung saya dulu anak perkayuan jadi yaa ngga susah susah amat ketika di tanyain tentang kayu.

Tapi dengan kemauan kita dan bantuan dari dosen pembimbing kita yang super ketcheeeeh Bu Endy, kita bisa melaluinya dengan baik.













........................................

Seiring berjalannya waktu dan semua mahasiswa sudah menjalani hari penghakiman, revisi dan acc revisi, kita berencana mengukir kenangan dengan mengadakan sesi foto bareng di kampus...

Ketika sudah direncanakan dan saya juga bersedia jadi begal yang mintain duit buat foto, pas hari H malah terjadi gesekan antara saya, bang adi dan satpam kampus....
seperti apa kejadiannya? tunggu artikel selanjutnya~

See yaaaa.......





LET'S WASTE YOUR TIME!

To Someone Whose B'day is Today : My luvly toothless.

 Special lines as 27th Birthday Tribute To a Toothleesst Man Called Bapak RA.Ditya Today is one of the favorite days of a a-door-a-bowl man ...