Rabu, 12 Juli 2023

Bu Vibi : Sudah Mager Jadi Pembina OSIS

"MUSIC ON WORLD ON #2 berhasil membuat saya malas memfasilitasi siswa-siswa untuk moshing gratis di sekolah"



        Beberapa hari lalu, teman-teman OSIS berhasil menyelenggarakan pensi kecil-kecilan di sekolah yang bertajuk MUSIC ON WORLD ON. Setelah berproses bersama dalam beberapa kegiatan, saya - pembinanya - memutuskan untuk melepas OSIS pada pensi kali ini. Proses ini membantu saya untuk mengendalikan diri dan memantau sejauh apa saya harus mendampingi. Kekurangan saya ketika dalam kegiatan adalah “Terlalu Mendominasi”, pun dalam OSIS ini. 


        Selain anak-anak OSIS saya paksa untuk merencanakan, mengatur dan melaksanakan segala keriweuhan, saya juga harus memaksa untuk menahan diri untuk ikut campur dalam proses mereka. Tugas saya sebagai pembina OSIS hanyalah memantau dan make sure tidak ada yang terlupa.


Pensi kali ini, OSIS diperbolehkan mengundang salah satu grup musik yang menghadirkan warna per-dungdat-an di SMK, Koplo Rawcun. Namun, sebelum mereka menggoyangkan SMKPL, band dari beberapa kelas, Cikgu.ME, dan beberapa grup band siswa diberikan ruang untuk membuka rangkaian kegiatan itu.

Lalu, kenapa kegiatan ini berhasil membuat saya malas memfasilitasi arena untuk moshing gratis?

  1. Minim Apresiasi

Bikin acara itu tidak ada yang mudah. 

Layaknya sebuah acara mantenan tetanggamu, ada aja yang nyacat. Padahal mah manten sama bapak-ibunya sudah jungkir balik nyari duit sama nyari vendor agar acaranya lancar. 

Nah, bedanya acara musik sekolah ini digawangi oleh teman-teman OSIS yang masih dalam tahap belajar. Dana kurang ya cari sponsor, dekor ya kerjakan sendiri, nawar gueststar sampai rela masang rai gedeg.

Proses pengajuan proposal ke sekolah juga kadang seperti usaha kalian lulus mapel matematika. SUSAH. 

Sedihnya ketika sudah berhasil merencanakan dan menyelenggarakan, tapi apresiasi dari siswa itu sendiri rendah. OSIS itu seharusnya “Dari Siswa, Oleh Siswa dan Untuk Siswa”. Namun, kemarin rasanya “Dari Panitia, Oleh Panitia dan Untuk Panitia”


Prihatin sekali ketika melihat teman-teman sekelas perform, tapi audience hanya “ndodok dan ndomble”. Kira-kira apa ya yang menjadi alasan mereka seperti itu?
Kaki tidak kuat berdiri? Atau tangan terlalu sibuk dengan gawai, sehingga tidak sempat memberikan tepuk tangan?
Saya juga masih bingung.
Tapi kok ya masih saja rusuh. Itu baru rusuhnya, belum lagi kalau ada barang yang rusak karna moshing yang tidak dewasa. 
Saya sendiri yang sebenarnya punya band juga pengen pensi terus, tapi malas saja kalau tiap kegiatan kok malah ada yang rusak. Iya kalau yang ngerusak berani ngaku dan mau bertanggung jawab.
Bahkan sampai tulisan ini dimuat, belum ada kejelasan dari anak-anak yang bisa diberikan kepada saya.


  1. Tidak Adanya Sikap Dewasa

Saya yang sudah jalan 6 tahun menjadi pembina OSIS, masih kesulitan untuk membaca apa yang diinginkan anak-anak. “bu, dangdutan bu! bu, punk-punk an bu!” 

Namun, ketika diberi ruang untuk mengekspresikan diri a.k.a joget, malah adu jotos dengan teman sendiri. 

Saya selalu ingat dengan lirik lagunya RR Sehat Selalu Saudaraku “ANGKAT YANG TERJATUH, DAMAI TANPA PERUSUH”

Beberapa saat lalu ketika Perayaan P5, pohon ditaman berhasil dipatahkan, lalu kegiatan kemarin kaca mading terkena kaki salah satu siswa sehingga “makpyaaar” pecah. Belum lagi laporan Waka Sarpras, Bruder Galih bahwa beberapa ember dan gayung dibeberapa toilet menghilang, dan saya menyadari barang-barang itu digunakan anak-anak ketika event Music On World On.

Dulu, ketika Music On World On yang 1, pagar lapangan ambrol karena rebutan untuk keluar dan dorong-dorongan.

Tapi realitanya ya seperti kalian pikirkan “tidak ada yang berani kalau sendiri” “Wanine keroyokan”

Salah satu sikap dewasa yang saya tuntut kepada anak-anak ketika kejadian seperti ini adalah “tanggung jawab”. Namun ketika tidak ada sikap itu, darimana saya bisa melihat sikap dewasa itu?


Sebenarnya masih banyak uneg-uneg saya tentang kegiatan di kampus kita tercinta. Namun faktor yang lain datang bukan dari siswa, bisa datang dari sekolah ataupun guru dan itu sudah kerapkali saya sampaikan di forum.


Namun, keprihatinan terbesar saya selama  5 tahun ya 2 poin itu. Jujur, rasanya malas dan kesel ketika usaha teman-teman OSIS tidak diapresiasi baik oleh siswa-siswa maupun guru. 

Setidaknya hal-hal ini bisa dijadikan refleksi diri untuk menjadi lebih baik. Dan terimakasih teman-teman sudah berhasil membuat saya kapok memfasilitasi ruang ekspresi dan rekreasi.


Saya akan memantau bagaimana kalian menyikapi tentang apa yang sudah terjadi. Karena jika masih seperti yang lalu, saya sendiri tidak akan lagi menyisihkan waktu tenaga dan pikiran untuk mengusahakan adanya kegiatan serupa. 


Sekian. Terimakasih.



 

LET'S WASTE YOUR TIME!

To Someone Whose B'day is Today : My luvly toothless.

 Special lines as 27th Birthday Tribute To a Toothleesst Man Called Bapak RA.Ditya Today is one of the favorite days of a a-door-a-bowl man ...